Meningitis, Mengapa Dapat Berakibat Fatal?
Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan pemberitaan dimana Ashanty, pasangan duet Anang Hermansyah sekaligus istri dari penyanyi terkenal di Indonesia tersebut, menderita radang selaput otak, yang juga dikenal dengan istilah meningitis dalam dunia medis. Sebenarnya, apa penyebab meningitis? Mengapa meningitis dapat berakibat fatal? Resiko serius apa yang mengancam penderita penyakit ini. Mari kita mulai dengan pengenalan awal mengenai penyakit ini.
Meningitis adalah kondisi ketika peradangan terjadi pada lapisan meningen. Meski kerap disebut sebagai selaput otak, lapisan meningen sebenarnya tidak hanya membungkus otak, tetapi juga serat saraf tulang belakang.
Karena itu, meningitis adalah kondisi dimana peradangan terjadi, tidak hanya pada selaput otak, namun juga terjadi pada serabut saraf tulang belakang (Spinal cord).
Sedangkan, bila peradangan terjadi pada otak, maka disebut sebagai encephalitis. Dan, bila otak dan selaput pembungkusnya meradang, maka disebut sebagai meningoencephalitis.
Waspadai Gejala dan Komplikasi Akibat Meningitis
Hingga kini, ada 4 macam penyebab penyakit meningitis muncul, diantaranya disebabkan infeksi bakteri, virus, jamur, dan komplikasi penyakit lain.Bergantung dengan jenis infeksinya, meningitis dapat membaik dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu, namun, pada beberapa kasus, meningitis dapat menyebabkan kematian.
Diantara penyebab-penyebab tersebut, infeksi bakteri menjadi penyebab paling mematikan dari penyakit meningitis. Meningitis akibat infeksi bakteri dapat menular melalui kontak peralatan makan dengan penderita maupun percikan liur yang keluar ketika penderita bersin dan batuk.
Lalu, siapa saja yang beresiko menderita penyakit ini? Mereka yang memiliki sistem imun tubuh yang lemah, termasuk anak-anak, para lansia, dan mereka yang sedang menjalani kemoterapi, beresiko tinggi mengidap penyakit ini. Penderita diabetes dan anemia sel sabit juga tak luput dari resiko ini.
Berikut beberapa tanda dan gejala yang perlu Anda waspadai sebagai indikasi awal adanya meningitis. Jika terjadi pada orang dewasa, umumnya akan timbul:
- Demam tinggi yang muncul mendadak.
- Sakit kepala dan leher kaku.
- Rasa kantuk yang luar biasa.
- Kebingungan dan sulit berkonsentrasi.
- Nyeri otot dan sendi.
- Sensitif terhadap cahaya.
- Kejang, mual, dan muntah.
- Penurunan nafsu makan.
- Dalam beberapa kasus, muncul ruam pada kulit.
- Demam tinggi.
- Rewel dan terus-menerus menangis.
- Lesu dan nafsu makan menurun.
- Kaku pada leher atau bagian tubuh tertentu.
- Adanya tonjolan keras pada ubun-ubun bayi.
Selain itu, Jemaah haji pun perlu waspada terhadap penyebaran penyakit ini. Meskipun bukan wilayah endemik, Saudi Arabia banyak didatangi oleh orang-orang dari berbagai belahan dunia.
Untuk mencegah serangan penyakit ini, hiduplah dengan sanitasi yang baik dan pertahankan kekuatan sistem imun tubuh Anda dengan cukup beristirahat, menjaga pola makan yang baik, dan berolahraga secara teratur.
Jika terdapat beberapa gejala meningitis pada diri Anda maupun buah hati Anda, segeralah mencari bantuan medis. Tidak ada cara lain untuk mengetahui jenis meningitis apa yang menyerang, kecuali dengan melakukan pemeriksaan klinis.
Penting untuk tidak menunda pengobatan. Jika dibiarkan, meningitis dapat menyebabkan komplikasi serius, mulai dari kerusakan saraf permanen, kerusakan otak, gagal ginjal, syok, hingga kematian. Sebaliknya, penanganan yang cepat dan tepat akan memperbesar potensi kesembuhan.
Baru-baru ini, publik dikejutkan dengan pemberitaan dimana Ashanty, pasangan duet Anang Hermansyah sekaligus istri dari penyanyi terkenal di Indonesia tersebut, menderita radang selaput otak, yang juga dikenal dengan istilah meningitis dalam dunia medis. Sebenarnya, apa penyebab meningitis? Mengapa meningitis dapat berakibat fatal? Resiko serius apa yang mengancam penderita penyakit ini. Mari kita mulai dengan pengenalan awal mengenai penyakit ini.
Meningitis adalah kondisi ketika peradangan terjadi pada lapisan meningen. Meski kerap disebut sebagai selaput otak, lapisan meningen sebenarnya tidak hanya membungkus otak, tetapi juga serat saraf tulang belakang.
Karena itu, meningitis adalah kondisi dimana peradangan terjadi, tidak hanya pada selaput otak, namun juga terjadi pada serabut saraf tulang belakang (Spinal cord).
Sedangkan, bila peradangan terjadi pada otak, maka disebut sebagai encephalitis. Dan, bila otak dan selaput pembungkusnya meradang, maka disebut sebagai meningoencephalitis.
Waspadai Gejala dan Komplikasi Akibat Meningitis
Hingga kini, ada 4 macam penyebab penyakit meningitis muncul, diantaranya disebabkan infeksi bakteri, virus, jamur, dan komplikasi penyakit lain.Bergantung dengan jenis infeksinya, meningitis dapat membaik dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu, namun, pada beberapa kasus, meningitis dapat menyebabkan kematian.
Diantara penyebab-penyebab tersebut, infeksi bakteri menjadi penyebab paling mematikan dari penyakit meningitis. Meningitis akibat infeksi bakteri dapat menular melalui kontak peralatan makan dengan penderita maupun percikan liur yang keluar ketika penderita bersin dan batuk.
Lalu, siapa saja yang beresiko menderita penyakit ini? Mereka yang memiliki sistem imun tubuh yang lemah, termasuk anak-anak, para lansia, dan mereka yang sedang menjalani kemoterapi, beresiko tinggi mengidap penyakit ini. Penderita diabetes dan anemia sel sabit juga tak luput dari resiko ini.
Berikut beberapa tanda dan gejala yang perlu Anda waspadai sebagai indikasi awal adanya meningitis. Jika terjadi pada orang dewasa, umumnya akan timbul:
- Demam tinggi yang muncul mendadak.
- Sakit kepala dan leher kaku.
- Rasa kantuk yang luar biasa.
- Kebingungan dan sulit berkonsentrasi.
- Nyeri otot dan sendi.
- Sensitif terhadap cahaya.
- Kejang, mual, dan muntah.
- Penurunan nafsu makan.
- Dalam beberapa kasus, muncul ruam pada kulit.
- Demam tinggi.
- Rewel dan terus-menerus menangis.
- Lesu dan nafsu makan menurun.
- Kaku pada leher atau bagian tubuh tertentu.
- Adanya tonjolan keras pada ubun-ubun bayi.
Selain itu, Jemaah haji pun perlu waspada terhadap penyebaran penyakit ini. Meskipun bukan wilayah endemik, Saudi Arabia banyak didatangi oleh orang-orang dari berbagai belahan dunia.
Untuk mencegah serangan penyakit ini, hiduplah dengan sanitasi yang baik dan pertahankan kekuatan sistem imun tubuh Anda dengan cukup beristirahat, menjaga pola makan yang baik, dan berolahraga secara teratur.
Jika terdapat beberapa gejala meningitis pada diri Anda maupun buah hati Anda, segeralah mencari bantuan medis. Tidak ada cara lain untuk mengetahui jenis meningitis apa yang menyerang, kecuali dengan melakukan pemeriksaan klinis.
Penting untuk tidak menunda pengobatan. Jika dibiarkan, meningitis dapat menyebabkan komplikasi serius, mulai dari kerusakan saraf permanen, kerusakan otak, gagal ginjal, syok, hingga kematian. Sebaliknya, penanganan yang cepat dan tepat akan memperbesar potensi kesembuhan.